Masalah Utama Guru Dalam Menerapkan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 telah diterapkan mulai tahun pelajaran 2014/2015. Bahkan pada awal tahun pelajaran 2014/2015 tersebut, Kurikulum 2013 serentak dilaksanakan di seluruh sekolah di Indonesia pada kelas 1 dan 4 SD (Sekolah Dasar), pada kelas 7 SMP, dan kelas 10 SMA/SMK. Saat itu yg menjabat sbg Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ialah Bapak Muhammad Nuh. Kemudian, sehabis pergantian kabinet pada masa pemerintahan Jokowi, Menteri Pendidikan yg dijabat oleh Bapak Anies Baswedan menetapkan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 hanya dilsayakan pada sekolah-sekolah piloting atau disebut sbg sekolah sasaran. Guru yg menerapkan Kurikulum 2013 lalu disebut juga sbg guru sasaran. Hingga sekarang tahun pelajaran 2016/2017 yg tengah berada pada semester ganjil tetap melakukan Kurikulum 2013 dengan jumlah sekolah yg semakin ditambah. Ini memang kebijakan Bapak Anies Baswedan, bahwa nanti pada tahun pelajaran 2018/201 seluruh sekolah akan melakukan Kurikulum 2013.
Pada bulan Mei dan Juni 2016 telah diberikan training Kurikulum 2013 kepada para Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, sampai Instruktur Kabupaten/Kota. Dan selanjutnya para Instruktur Kabupaten/Kota memperlihatkan training dan pendampingan kepada guru-guru sasaran di wilayahnya masing-masing.
Hingga dikala ini, aslinya pemerintah dalam hal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum begitu puas dengan kinerja guru-guru di lapangan (sekolah). Kebanyakan mereka belum sanggup beralih dari kebiasaan lama, berperan sbg guru (yg sifatnya mendominasi kelas), padahal pada Kurikulum 2013, guru lebih dibutuhkan berperan sbg fasilitator dalam pembelajaran. Tentu hal ini kesalahan tidak serta merta sanggup ditimpakan pada guru. Mereka membutuhkan banyak training dan pendampingan yg betul-betul berkualitas.
Baca juga:
Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (Standar Proses)
Ada banyak duduk masalah yg dihadapi oleh guru dalam melakukan Kurikulum 2013, menyerupai minimnya sarana dan prasarana sekolah. Tidak gampang beralih dari guru yg terbiasa berada sbg sumber utama pembelajaran, sbg pemain film utama di dalam kelas. Pergeseran tugas menjadi fasilitator tentu tidak sanggup dilsayakan oleh guru yg telah terbiasa puluhan tahun berperan demikian. Semua harus dilsayakan secara perlahan-lahan tetapi berkesinambunga.
Berdasarkan hasil monitoring dan penilaian pelaksanaan Kurikulum 2013 yg dilaksanakan oleh Direktorat PSMP pada tahun 2015, duduk masalah utama yg dihadapi oleh para guru SMP (Sekolah Menengah Pertama) dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah:
Lalu bagaimanakah hasil pelaksanaan pelatihan-pelatihan yg telah dilsayakan oleh pemerintah secara berjenjang dari Narasumber Nasional, Intruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, sampai Guru Sasaran pada tahun 2016 ini? Kita nantikan saja.
Baca juga:
masalah utama guru dalam penerapan Kurikulum 2013 |
Pada bulan Mei dan Juni 2016 telah diberikan training Kurikulum 2013 kepada para Instruktur Nasional, Instruktur Provinsi, sampai Instruktur Kabupaten/Kota. Dan selanjutnya para Instruktur Kabupaten/Kota memperlihatkan training dan pendampingan kepada guru-guru sasaran di wilayahnya masing-masing.
Hingga dikala ini, aslinya pemerintah dalam hal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum begitu puas dengan kinerja guru-guru di lapangan (sekolah). Kebanyakan mereka belum sanggup beralih dari kebiasaan lama, berperan sbg guru (yg sifatnya mendominasi kelas), padahal pada Kurikulum 2013, guru lebih dibutuhkan berperan sbg fasilitator dalam pembelajaran. Tentu hal ini kesalahan tidak serta merta sanggup ditimpakan pada guru. Mereka membutuhkan banyak training dan pendampingan yg betul-betul berkualitas.
Baca juga:
Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013 (Standar Proses)
Ada banyak duduk masalah yg dihadapi oleh guru dalam melakukan Kurikulum 2013, menyerupai minimnya sarana dan prasarana sekolah. Tidak gampang beralih dari guru yg terbiasa berada sbg sumber utama pembelajaran, sbg pemain film utama di dalam kelas. Pergeseran tugas menjadi fasilitator tentu tidak sanggup dilsayakan oleh guru yg telah terbiasa puluhan tahun berperan demikian. Semua harus dilsayakan secara perlahan-lahan tetapi berkesinambunga.
Berdasarkan hasil monitoring dan penilaian pelaksanaan Kurikulum 2013 yg dilaksanakan oleh Direktorat PSMP pada tahun 2015, duduk masalah utama yg dihadapi oleh para guru SMP (Sekolah Menengah Pertama) dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah:
- Penyusun RPP
- Pendisainan instrumen penilaian
- Pelaksanaan pembelajaran
- Pelaksanaan penilaian
- Pengolahan dan pelaporan hasil penilaian
Lalu bagaimanakah hasil pelaksanaan pelatihan-pelatihan yg telah dilsayakan oleh pemerintah secara berjenjang dari Narasumber Nasional, Intruktur Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, sampai Guru Sasaran pada tahun 2016 ini? Kita nantikan saja.
Baca juga:
- Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD) Kurikulum 2013 jenjang SD / MI Terbaru (2016) (Lengkap Semua Mapel)
- Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD) Kurikulum 2013 jenjang SMP / MTs Terbaru (2016) (Lengkap Semua Mapel)
- Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD) Kurikulum 2013 jenjang SMA/ MA / Sekolah Menengah kejuruan / MAK Terbaru (2016) (Lengkap Semua Mapel)
0 Response to "Masalah Utama Guru Dalam Menerapkan Kurikulum 2013"
Post a Comment